Tirta Empul Bali merupakan pura Hindu yang berada di desa Manukaya, Tampak Siring, Gianyar Bali. Tempat ini memiliki keunikan arsitektur. Selain itu, adanya mata air pada area dalam pura membuat tempat ini menarik bagi wisatawan.
Pengunjung dari Tirta Empul Bali ini datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Bagi Anda yang akan berlibur ke Bali, tempat ini bisa menjadi salah satu destinasi yang bisa dikunjungi dari Denpasar maupun Ubud banyak juga tempat wisata disepanjang jalan menuju ke Tampaksiring seperti wisata kopi luwak, Bali swing, Sawah di tegalalalng, Air terjun dll.
Sejarah Pura Tirta Empul
Berdasarkan sejarah Tirta Empul Bali, pura ini merupakan tempat bersembahyang umat Hindu. Keunikan Pura Tirta Empul ini adalah adanya mata air alami di dalam area pura. Air tersebut digunakan masyarakat pemeluk agama Hindu untuk permandian suci.
Kapan Tirta Empul dibangun? Pura ini ditemukan sekitar tahun 926 Masehi, yaitu pada masa dinasti Warmadewa dari abad 10 hingga abad 14. Pura ini disebut juga sebagai Tirta Empul Tampak Siring.
Tampak Siring Bali berasal dari dua kata, yaitu Tampak dan Siring. Tampak berarti Telapak, sedangkan Siring artinya miring. Pada lontar Usana Bali diceritakan tentang telapak di nama tempat wisata pura Tirta Empul. Lontar tersebut menceritakan tentang telapak seorang raja.
Raja tersebut bernama Mayadenawa. Konon Mayadenawa adalah seorang raja yang sakti dan dapat menghilang serta mengubah dirinya menjadi banyak bentuk. Akan tetapi raja ini jahat dan menganggap dirinya seorang Dewa.
Seorang pendeta bernama Kulputih tidak suka dengan sifat jahat Mayadenawa. Ia berdoa kepada dewa Indra agar mau melawan dan membasmi raja Mayadenawa. Raja tersebut kalah perang dan melarikan diri ke hutan.
Malam harinya raja Mayadenawa masuk ke area perkemahan dewa Indra beserta pasukannya dan diam-diam meletakkan air beracun di tempat minum pasukan dewa. Tujuannya agar air tersebut diminum pasukan dewa Indra.
Mayadenawa berjalan menggunakan sisi telapak kakinya agar tidak meninggalkan jejak kaki. Jejak kaki miring tersebut pada akhirnya menjadi asal mula Tampak Siring. Air beracun tersebut berhasil melemahkan sebagian pasukan dewa Indra yang mengejar sang raja.
Mata Air Tirta Empul
Dewa Indra menancapkan senjatanya ke tanah. Tancapan senjata tersebut memunculkan mata air sebagai penawar racun Mayadenawa. Setelah seluruh pasukan meminum air tersebut, mereka sembuh dari keracunan.
Mata air yang diberi nama Tirta Empul tersebut muncul dari tanah. Setelahnya, di sekitar area mata air dibangun pura untuk memuja dewa Indra. Pura tersebut sekarang dikenal sebagai Pura Tirta Empul Bali.
Mayadenawa kabur ke hutan dan mengubah bentuk dirinya dengan banyak wujud. Akan tetapi dewa Indra dan pasukannya terus mengejar hingga Mayadenawa lelah. Ia lalu mengubah bentuk menjadi batu besar.
Akan tetapi, perubahan tersebut diketahui oleh dewa Indra, lalu sang dewa memanah Mayadenawa hingga terbunuh. Peristiwa terbunuhnya Mayadenawa ini selalu diperingati umat Hindu Bali sebagai hari Raya Galungan.
Istana Presiden Indonesia
Selain Pura tempat sembahyang, di lokasi wisata Tampak Siring ini juga ada istana kepresidenan yang dibangun Ir. Soekarno. Bangunan tersebut dibuat sebagai tempat peristirahatan sang presiden saat berkunjung ke Bali.
Istana kepresidenan Tampak Siring dibangun secara bertahap. Arsitek dari istana presiden ini adalah Bapak Soedarsono. Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira merupakan bangunan pertama yang dibangun pada 1957.
Pada tahun 2003, ada penambahan bangunan Istana Tampak Siring digunakan untuk kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Summit XIV.
Selain itu, bangunan yang mengalami renovasi lainnya adalah Balai Wantilan yang digunakan untuk pertunjukan kesenian. Pembangunan istana ini adalah untuk tempat presiden ataupun tamu kenegaraan untuk beristirahat saat sedang berada ke Bali.
Lokasi Tirta Empul Bali
Alamat Pura Tirta Empul Tampak Siring ini berada di jalan Tirta, desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali. Tampak Siring merupakan nama salah satu kecamatan di kabupaten Gianyar, Bali. Kecamatan Tampak Siring memiliki luas wilayah sebesar 42,63 KM persegi.
Bagi Anda yang berangkat dari Bandara Ngurah Rai Denpasar, jarak tempuh menuju Tirta Empul Temple sekitar 52 kilometer. Perjalanan tersebut akan membutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit.
Jika berangkat dari lokasi Ubud Monkey Forest atu dari, perjalanan menuju wisata tersebut akan ditempuh selama 31 menit dengan jarak tempuh 16 kilometer.
Apabila Anda berangkat dari area Pantai Jimbaran, perjalanan ke Tirta Empul ditempuh sejauh 55 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit. Akan tetapi jika berangkat dari Dreamland Beach Bali, Anda akan menempuh jarak 67 kilometer dengan waktu tempuh 2 jam.
Harga Tiket Masuk Pura Tirta Empul
Bagi Anda yang ingin mengunjungi objek wisata ini, Anda akan dikenakan biaya tiket masuk. Harga tiket masuk pura Tirta Empul Tampak Siring ini mulai dari Rp 15.000 per orang untuk anak-anak dan Rp 30.000 per orang untuk dewasa.
Jika diperlukan, di Tirta Empul Bali ini Anda bisa menyewa loker untuk menyimpan barang-barang dengan harga sewa loker sebesar Rp 20.000 per loker. Sedangkan untuk biaya parkir, Anda harus membayar Rp 5.000 untuk mobil dan Rp 2.000 untuk parkit motor.
Jam Operasional
Wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat wisata ini, jam operasional pura Tirta Empul ini mulai jam 09.00 hingga 17.00 WITA. Objek wisata ini buka setiap hari, kecuali saat hari raya Nyepi. Akan tetapi, bagi yang ingin bersembahyang, pura dibuka 24 jam.
Aturan Pakaian Memasuki Area Pura Tirta Empul
Setiap pura di Bali pasti memiliki aturan berpakaian yang haru dipatuhi jika ingin memasuki area dalam pura. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui aturan berpakaian saat ingin berlibur ke objek wisata pura di Bali.
Bagi Anda yang ingin memasuki area Tirta Empul Bali, Anda harus menggunakan kain sarung untuk menutupi bagian bawah, seperti pinggang dan kaki. Pada bagian atas, Anda bisa menggunakan baju kaos atau kemeja.
Selain itu, Anda perlu menggunakan selendang di bagian pinggang. Bagi yang ingin menggunakan udeng. Anda boleh menggunakannya namun tidak wajib.
Jika tidak memiliki kain sarung, Anda bisa membelinya di toko yang menjual oleh-oleh khas Bali. Selain membeli, Anda juga bisa menyewa sarung dan selendang di area tempat membeli tiket masuk.
Selain aturan berpakaian, memasuki area pura Hindu juga memiliki aturan lainnya. Aturan memasuki area pura Tirta Empul dan pura lainnya antara lain:
- Dilarang menginjak tempat pemujaan.
- Hindari memasuki area dalam pura bagi wanita haid.
- Dilarang meludah di area pura.
- Buang sampah pada tempat yang telah disediakan.
- Dilarang berkata kasar di area pura.
Bagi pengunjung yang ingin berendam di Tirta Empul Bali, sebaiknya Anda membawa baju anti, handuk, sarong, selendang, dan perlengkapan lainnya.
Tirta Empul Bali bisa dijadikan salah satu daftar objek wisata yang bisa dikunjungi di Bali. Bagi Anda yang ingin mengunjungi tempat ini saat sepi, sebaiknya datang di pagi hari sekitar pukul 09.00.